Profil Desa Tegalharjo
Ketahui informasi secara rinci Desa Tegalharjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Surakarta. Mengupas tuntas potensi ekonomi UMKM mebel, kekayaan budaya melalui Kirab Bothekan, data demografi terbaru, serta denyut kehidupan masyarakat urban yang dinamis di pusat Kota Solo.
-
Pusat Kehidupan Urban yang Padat
Sebagai salah satu kelurahan terkecil di Surakarta, Tegalharjo memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi, mencerminkan dinamika kehidupan perkotaan yang padat dengan pemanfaatan lahan yang maksimal
-
Basis Pengrajin Mebel
Wilayah ini dikenal sebagai kantong penting bagi para pengrajin dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri mebel kayu, menyuplai pasar lokal dan menjadi bagian dari ekosistem industri kreatif Kota Surakarta
-
Pelestari Tradisi Lokal
Melalui perhelatan tahunan "Kirab Budaya Bothekan", Tegalharjo secara aktif menjaga dan mempromosikan warisan budaya lokal, menjadikannya sebagai identitas unik dan daya tarik di tengah modernisasi kota

Kelurahan Tegalharjo, sebuah kawasan yang berlokasi strategis di Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, menampilkan wajah sebuah perkampungan urban yang dinamis. Di tengah laju pembangunan kota, wilayah ini berhasil mempertahankan identitasnya sebagai salah satu basis penting bagi usaha mebel dan pusat pelestarian tradisi lokal yang hidup. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan aktivitas ekonomi yang terus berdenyut, Tegalharjo menjadi representasi dari sinergi antara geliat ekonomi kerakyatan dan upaya tulus merawat warisan budaya di jantung salah satu kota paling bersejarah di Jawa Tengah.
Kelurahan ini menjadi bukti bahwa keterbatasan ruang tidak menghalangi pertumbuhan kreativitas dan semangat komunal. Aktivitas warganya tidak hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan ekonomi sehari-hari, tetapi juga pada inisiatif sosial dan budaya yang memperkuat ikatan antarwarga. Dari sanggar-sanggar kerajinan kayu hingga panggung-panggung budaya rakyat, Tegalharjo menawarkan potret sebuah komunitas yang tangguh, adaptif dan bangga akan jati dirinya. Profil ini akan mengupas lebih dalam berbagai aspek yang membentuk Tegalharjo, dari data geografis dan demografi, jejak sejarah, potensi ekonomi, hingga kehidupan sosial budaya yang membuatnya unik.
Geografi dan Demografi: Kepadatan Tinggi di Lokasi Strategis
Secara geografis, Kelurahan Tegalharjo merupakan salah satu dari sebelas kelurahan yang berada di bawah administrasi Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Wilayahnya terbilang tidak luas, mencakup area seluas 32,50 hektare atau sekitar 0,325 kilometer persegi. Meskipun kecil, lokasinya sangat strategis dan terintegrasi penuh dengan infrastruktur perkotaan Surakarta.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, jumlah penduduk Kelurahan Tegalharjo pada tahun 2023 tercatat sebanyak 5.089 jiwa. Dengan luas wilayah yang terbatas, angka ini menghasilkan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 15.658 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini menggambarkan karakteristik Tegalharjo sebagai kawasan permukiman urban yang padat dan menjadi ciri khas banyak kelurahan di pusat Kota Solo.
Secara administratif, wilayah Tegalharjo terbagi menjadi 6 Rukun Warga (RW) dan 33 Rukun Tetangga (RT), yang menaungi beberapa kampung historis seperti Kandangsapi, Purbowardayan, dan Tegalharjo sendiri. Batas-batas wilayah Kelurahan Tegalharjo yaitu:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kelurahan Jebres dan Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres
Letaknya yang diapit oleh kelurahan-kelurahan penting lainnya di Kecamatan Jebres dan Banjarsari menempatkan Tegalharjo di jalur perlintasan ekonomi dan sosial yang vital di bagian utara dan timur Kota Surakarta.
Sejarah dan Identitas Kultural
Meskipun catatan spesifik mengenai asal-usul penamaan Tegalharjo belum banyak terdokumentasi, namanya menyiratkan lanskap masa lalu yang kemungkinan merupakan sebuah "tegalan" atau ladang yang subur (harjo). Seiring dengan perkembangan Kota Praja Surakarta, kawasan ini bertransformasi menjadi permukiman padat yang dihuni oleh abdi dalem maupun masyarakat umum.
Salah satu penanda sejarah dan identitas kultural yang paling ikonik di wilayah ini ialah keberadaan Ringin Semar. Pohon beringin ini bukan sekadar peneduh, melainkan sebuah monumen hidup yang ditanam langsung oleh pihak Keraton Kasunanan Surakarta. Penanaman pohon ini dimaksudkan sebagai penanda peringatan satu tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah simbolisasi doa dan harapan agar negara yang baru lahir senantiasa dinaungi kemakmuran dan kedamaian. Keberadaan Ringin Semar menjadi pengingat abadi akan hubungan historis antara wilayah Tegalharjo dengan pusat kebudayaan Jawa, yakni Keraton Surakarta.
Identitas Tegalharjo tidak hanya dibentuk oleh peninggalan fisik, tetapi juga oleh tradisi yang terus dihidupkan. Inisiatif untuk menggali dan mempromosikan potensi lokal menjadi titik balik penting dalam penegasan identitas budaya masyarakatnya di era modern.
Potensi Ekonomi: Geliat UMKM Mebel di Tengah Kota
Denyut nadi perekonomian Kelurahan Tegalharjo sangat identik dengan industri kerajinan kayu, khususnya mebel. Sejak lama, wilayah ini dikenal sebagai salah satu kantong pengrajin mebel yang produknya telah menembus pasar regional bahkan internasional. Buku Profil Kecamatan Jebres Tahun 2022 secara eksplisit menyebut meubler atau mebel sebagai produk unggulan dari Kelurahan Tegalharjo.
Para pengrajin di Tegalharjo tersebar di berbagai kampung, bekerja dalam skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka memproduksi beragam jenis furnitur, mulai dari kursi, meja, lemari, hingga pesanan khusus lainnya dengan sentuhan khas ukiran maupun desain modern minimalis. Keberadaan para pengrajin ini menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem industri kreatif Kota Surakarta yang lebih besar.
Posisi Tegalharjo menjadi semakin strategis dengan adanya proyek pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Mebel oleh Pemerintah Kota Surakarta di Kelurahan Gilingan, yang lokasinya bersebelahan langsung. Pembangunan sentra terpadu ini diharapkan memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha di Tegalharjo, baik melalui kemudahan akses bahan baku, perluasan jaringan pemasaran, maupun peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan. Dengan demikian, Tegalharjo tidak hanya berperan sebagai produsen, tetapi juga sebagai wilayah penyangga utama bagi klaster industri mebel di Kota Surakarta.
Selain industri mebel, perekonomian lokal juga ditopang oleh berbagai usaha perdagangan dan jasa skala kecil yang melayani kebutuhan harian penduduknya yang padat, seperti warung kelontong, usaha kuliner, dan jasa lainnya.
Kehidupan Sosial dan Budaya: Semarak "Bothekan Tegalharjo"
Kekuatan utama masyarakat Tegalharjo terletak pada semangat komunal dan inisiatifnya dalam melestarikan budaya. Puncak dari ekspresi kebudayaan ini terwujud dalam perhelatan tahunan bertajuk Kirab Budaya Bothekan Tegalharjo. Diselenggarakan sejak tahun 2016, acara ini telah menjadi agenda budaya penting yang dinantikan tidak hanya oleh warga setempat tetapi juga masyarakat Surakarta secara luas.
"Bothekan" merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada tempat menyimpan ramuan atau barang-barang berharga, seperti jamu atau pusaka kecil. Filosofi ini diangkat sebagai tema utama kirab, yang dimaknai sebagai upaya untuk "mengeluarkan" dan menampilkan segala potensi seni, budaya, dan kearifan lokal yang berharga dari setiap kampung di Tegalharjo. Kirab ini biasanya menampilkan berbagai atraksi, mulai dari arak-arakan gunungan hasil bumi, pertunjukan tari tradisional, kostum karnaval, hingga marching band yang diikuti oleh siswa sekolah, sanggar seni, dan perwakilan dari setiap RW.
Dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta, yang kerap dihadiri langsung oleh pejabat tinggi seperti wali kota atau wakil wali kota, menunjukkan pengakuan atas pentingnya acara ini. Dalam sebuah pemberitaan media lokal, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menyatakan apresiasinya dan menyebut kehadiran pemerintah bertujuan memberikan semangat baru bagi pelestarian warisan budaya lokal. Acara ini berhasil menjadi medium regenerasi budaya, di mana generasi muda dilibatkan secara aktif untuk mengenal dan mencintai tradisi mereka.
Di samping itu, inisiatif sosial di tingkat komunitas juga berjalan aktif. Salah satu contohnya ialah program "Kampung Keren Tanpa Asap Rokok" yang digagas oleh warga di RW 02. Gerakan ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup yang sehat dan menjadi bukti bahwa partisipasi warga merupakan kunci utama dalam pembangunan wilayah.
Pemerintahan dan Layanan Publik
Roda pemerintahan di Kelurahan Tegalharjo dijalankan oleh seorang Lurah beserta jajarannya, yang bertanggung jawab langsung kepada Camat Jebres. Berdasarkan data hingga awal tahun 2024, jabatan Lurah Tegalharjo dipegang oleh Sri Hastuti, S.E., M.M. Kantor Kelurahan Tegalharjo berfungsi sebagai pusat pelayanan administrasi bagi masyarakat, seperti pengurusan kependudukan, perizinan, dan program-program pemerintah lainnya.
Dalam sebuah kesempatan, Lurah Sri Hastuti mengungkapkan keyakinannya bahwa kegiatan budaya seperti pentas karawitan dan kirab dapat menjadi cara efektif untuk menumbuhkan minat generasi muda dalam melestarikan budaya. Hal ini mengindikasikan adanya sinergi antara program pemerintah kelurahan dengan aspirasi budaya yang tumbuh di masyarakat.
Sebagai bagian dari wilayah perkotaan, Tegalharjo telah terjangkau oleh berbagai fasilitas publik dasar seperti jaringan listrik, air bersih, dan infrastruktur jalan lingkungan yang memadai. Keberadaan sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan dasar di sekitarnya turut menopang kebutuhan hidup warganya. Kedekatannya dengan pusat-pusat aktivitas penting di Kota Solo, termasuk institusi pendidikan seperti Universitas Sebelas Maret (UNS) dan pusat kesehatan seperti RSUD Dr. Moewardi, memberikan kemudahan akses bagi penduduknya.
Sebagai kesimpulan, Kelurahan Tegalharjo merupakan sebuah entitas urban yang lengkap. Di satu sisi, ia menghadapi tantangan khas perkotaan seperti kepadatan penduduk yang tinggi. Namun di sisi lain, Tegalharjo memiliki modal sosial dan ekonomi yang kuat. Potensi UMKM mebel yang berakar lama, ditambah dengan semangat pelestarian budaya melalui Kirab Bothekan, membentuk sebuah identitas yang kokoh. Tegalharjo bukan sekadar kumpulan rumah di tengah kota, melainkan sebuah komunitas hidup yang terus berkarya, berkreasi, dan berkontribusi secara nyata bagi dinamika Kota Surakarta.